googlee10025ebf65670c5.html SENJATA PARA PEMENANG - Heldin Manurung

Selasa, 05 Mei 2020

10

SENJATA LENGKAP



Senjata Para Pemenang

Judul bab ini mirip iklan yang sering kita lihat di berbagai media yang menawarkan barang yang sangat menjanjikan. Dengan mendengar ungkapan “Senjata para pemenang” seolah mengisyaratkan kita untuk menghadapi perang yang sengit dan menjanjikan untuk memperoleh kemenangan.

Judul ini lebih dari sekedar iklan. Hal ini merupakan maklumat bagi kita agar kita memiliki senjata ini. Senjata ini Tuhan tawarkan kepada setiap orang, siapa saja yang mau memperolehnya.

Disadari atau tidak, memang kita sedang dalam perang. Kita berperang setiap hari dalam hidup kita. Selain kita harus memerangi dengan langsung musuh utama kita, yaitu iblis, kita juga harus memerangi berbagai hal yang mengancam hidup dan kehidupan kita di bumi ini.

Kita harus memerangi kebodohan kita, penyakit, kemiskinan, dan lain sebagainya. Kita juga harus memerangi berbagai hal dalam diri kita sendiri, antara lain: sikap kita, karakter kita, pikiran kita, kehendak dan kemauan kita sendiri.

Mustahil seseorang bisa memenangkan peperangan dalam hidupnya tanpa memiliki dan menggunakan senjata perang yang Tuhan sediakan.

Tuhan telah menawarkan senjata-senjata yang kita perlukan untuk kita gunakan mirip dengan senjata perang yang dimiliki oleh angkatan perang sebuah kerajaan, antara lain: Ikat pinggang (sabuk), bajuzirah (baju baja), kasut (sepatu), perisai, ketopong (helmet), dan pedang Roh.

Laksana angkatan perang yang maju dalam medan perang harus memakai perlengkapan senjata perang, demikian jugalah kita sebagai orang percaya – pasukan perang Kristus, haruslah memakai senjata perang yang Tuhan telah sediakan dan berikan kepada kita bila kita ingin memperoleh kemenangan. Dengan perlengkapan perang yang Tuhan sediakan dan berikan kepada kita pastilah kia berkemenangan asal kita menggunakannya sesuai aturan dan cara yang ada dalam buku panduannya, yaitu Alkitab.

Senjata Pertama:
Ikat Pingang - Kebenaran 

Agar kita bisa berkemenagan dalam peperangan hidup kita Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa berikatpinggakan kebenaran. Apa maksudnya ber-ikatpinggakan kebenaran? Kita harus mengandalkan kebenaran yang Yesus telah berikan kepada kita. Hanya kebenaran yang Yesus Kristus telah berikanlah yang layak kita andalkan dalam hidup ini.

Yesus Kristuslah kebenaran. Tak seorang pun manusia yang memiliki kebenaran dari dirinya sendiri. Sebab manusia telah jatuh dalam dosa. Kita sebagai manusia menjadi layak dan benar di hadapan Tuhan karena Yesus Kristus telah membenarkan kita. Kebenaran yang kita miliki adalah kebenaran karena kita percaya kepada Yesus Kristus. Di luar Yesus Kristus pasti tidak ada kebenaran.

Percaya kepada Yesus Kristus berarti berserah diri sepenuhnya kepada-Nya. Yesus Kristuslah yang berkuasa penuh atas hidup kita. Yesus Kristuslah di dalam Roh yang bekerja di dalam kita.

Kita melakukan apa yang Yesus Kristus katakan kepada kita. Seperti dikatakan oleh Rasul Paulus, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).

Dalam hal ini jelaslah bahwa hidup yang kita hidupi ini adalah oleh kebenaran Yesus Kristus. Itulah yang dimaksudkan dengan berikatpinggangkan kebenaran.

Berikatpinggangkan kebenaran berarti kita melakukan seluruh aktivitas kita sesuai dengan apa yang Tuhan katakan kepada kita melalui Firman-Nya, dan tuntunan Roh Kudus yang ada dalam kita.

Roh Kudus mengetahui segala sesuatu bahkan segala rencana Allah atas hidup manusia. Allah menyatakannya melalui Rasul Paulus, “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (1 Korintus 2:10).

Senjata Kedua:
Bajuzirah – Keadilan

Setiap orang yang berlaku adil dalam hidupnya berarti ia secara otomatis terlindung pada bagian tubuhnya karena dia mengenakan bajuzirah yang memang berfungsi melindungi bagian tubuh manusia.

Keadilan berarti tidak terlepas dari hak, hukum, peraturan, keputusan, dan penghukuman. Setiap orang dinilai dengan hukum yang berlaku di lingkungannya. Jika seseorang ternyata syah melanggar hukum atau aturan yang berlaku maka ia patut dijatuhi hukuman.

Namun keadilan yang dimaksud sebagai bajuzirah bukanlah keadilan yang disepakati oleh manusia. Keadilah yang berlangsung dalam hidup manusia haruslah kehendak Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya.

Manusia tidak bisa bersikap adil. Hanya Tuhanlah yang adil. Memang demikianlah adanya, seperti dinyatakan oleh para nabi dan para rasul-Nya. Pemazmur Daud menyatakan, “Keadilan dan hukum adalah tumpuan tahta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu” (Mazmur 89:15).

Pewahyuan melalui Yohanes juga menyatakan, “Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa” (Wahyu 15:3). Yang terpenting dalam keadilan adalah keadilan Tuhan yang dihubungkan dengan penebusan.

Tuhan memenuhi janji-Nya sendiri akan penyelamatan walaupun sesungguhnya manusia tidak layak untuk menerimanya. Rasul Yohanes menyatakan bahwa Allah adil sebab Ia mengampuni dosa-dosa kita, “Jika kita mengaku dosa-dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

Saudaraku yang dikasihi oleh Kristus Yesus. Jadi keadilah yang kita dambakan adalah keadilan Allah dalam Yesus Kristus yang telah menebus kita sesuai dengan janji-Nya. Hal inilah keadilan yang dimaksudkan yang digunakan oleh setiap orang percaya menjadi senjata, yakni berbajujirahkan keadilan. Perlindungan oleh Kristus Yesus.

Senjata Ketiga:
Kasut (sepatu) – Kerelaan Memberitakan Injil Damai Sejahtera

Bila kita memang sungguh memahami maksud Firman Tuhan mengenai nats yang berbunyi berkasutkan kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera itu tentu saja kita tidak cukup hanya percaya kepada Tuhan lalu kita tinggal tenang saja dan masuk surge. Tentu saja tidak demikian.

Kita harus sungguh meneliti dan mempelajari Firman Tuhan yang ada dalam Injil menerapkannya dalam kehidupan kita sehingga kita menguasainya dengan baik. Setelah kita mengalaminya dalam hidup kita maka kita dapat beritakan kepada orang lain.

Setiap orang percaya wajib memberitakan Injil kepada orang lain, khususnya kepada orang-orang yang masih terhilang. Dan kita harus memberitakan Injil dengan kerelaan. Dengan kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera merupakan senjata bagi kita untuk melindungi bagian tubuh kita yang paling bawah yaitu kaki kita. Itulah janji Tuhan dalam Firman-Nya yang harus kita raih dalam hidup kita.

Kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera berarti kesediaan dengan ikhlas hati memberitakannya tanpa motivasi uang. Untuk itulah kit perlu dengan sungguh memahami maksud Firman Tuhan. Bukan berarti kita dilarang untuk memperoleh upah. Tuhan maha mengetahui. Dia lebih mengetahui tentang segala kebutuhan dan keinginan kita dari pada kita sendiri.

Jika anda melakukan pekerjaan pemberitaan Injil Damai Sejahtera dengan motivasi yang salah berarti anda bisa kehilangan upah dan perlindungan yang Tuhan telah sediakan. Mungkin segala sikap perilaku kita bisa saja kita sembunyikan terhadap orang, tetapi tidak di hadapan Tuhan. Tuhan yang mengenal hati kita. Dia bisa mengetahui sikap dari hati kita.

Memberitakan Injil merupakan tugas setiap orang percaya. Oleh karena itu setiap orang percaya haruslah meneliti dan mempelajari Firman Tuhan dengan baik sehingga dapat memberitakan Firman Tuhan tersebut kepada orang lain, khususnya bagi mereka yang masih terhilang.

Sebagaimana Yesus telah mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus memberitakan Injil, demikian jugalah kita setiap orang percaya wajib untuk memberitakan Firman Damai Sejahtera itu kepada orang lain.

Orang percaya yang tidak memberitakan Injil berarti mereka akan kehilangan kuasa perlindungan atas mereka. Bahkan kita dituntut dengan kerelaan memberitakan Injil. Karena dengan demikianlah kita bisa memperoleh senjata yang disebut kasut (sepatu) yang melindungi kaki kita kemana pun kita pergi.

Kerelaan kita merupakan kunci yang membuka jalan memberitakan Injil. Jika kita bersedia, Tuhan pasti turut bekerja di dalam kita hingga kita mencapai tujuan-Nya. Kesediaan kita membagikan kasih Kristus kepada mereka yang belum percaya akan membawa lebih banyak jiwa kepada Kristus.

Kerelaan kita menceritakan karya Kristus kepada orang lain yang belum percaya akan mengubahkan hidup banyak orang. Dengan demikianlah kita akan berkemenangan karena kita telah mengenakan senjata perlengkapan rohani kita yang Tuhan telah sediakan bagi mereka yang melakukan Firman-Nya.



Senjata Keempat:
Perisai – Iman

Perisai merupakan alat perang yang tidak boleh dilupan dalam peperangan. Perisailah yang melindungi kita dari serangan musuh yang diarahkan kepada kita. Demikianlah perisai iman kita melindungi kita dari serangan musuh kita, yaitu iblis.

Sebagai orang percaya, kita telah memiliki iman. Tuhan telah menganugerahkan iman kepada kita ketika kita menyatakan peraya kita kepada-Nya. Pada saat kita menyatakan percaya kepada Yesus Kristus, Roh Kudus telah ada dalam hari kita.

Dan Roh Kuduslah yang menuntun kita untuk bisa percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Tak seorang pun yang dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan jika bukan Roh Kudus yang menuntunnya. Ketika Tuhan mengaruniakan kepada kita Roh Kudus, iman pun turut menyertainya. Karena iman merupakan karunia Roh.

Jadi setiap orang yang menerima Yesus Kristus, ia memiliki iman yang ikut serta bersama Roh Kudus. Itulah sebabnya Firman Tuhan berkata, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus” (Roma 10:17).

Nats ini berkata bahwa iman timbul atau bangkit. Berarti iman telah ada dalam hati kita. Iman itu timbul atau bangkit bila kita memahami Firman Tuhan. Semakin besar iman yang kita miliki maka semakin besarlah perlindungan perisai iman terhadap kita. Marilah kita membuat perisai iman kita sebesar dan selebar mungkin sehingga kita aman dalam perlindungannya atas serangan musuh.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          

Kalah atau menang merupakan pilihan bagi kita. Jika kita memilih mendengarkan Firman Tuhan yang memperbesar perisai iman kita maka kita pun pasti berkemenangan.

Setiap orang percaya berhak dan berkesempatan untuk berkemenangan asal kita beriman kepada Yesus Kristus. Yesus sendirilah iman kita. Hanya karena Dialah kita berkenan kepada Allah.

Tanpa Yesus Kristus manusia tidak berkenan kepada Allah.  Jadi tidak ada cara lain, kecuali dengan iman. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).

Perisai iman tidak untuk disembunyikan, tetapi ditempatkan di depan di hadapan musuh. Marilah kita memperliahatkan iman kita dalam sikap tindak perbnuatan kita dalam pperangan hidup kita setiap hari. Tanpa iman, artinya tanpa Yesus berarti orang akan mengalami kekalahan dalam hidupnya.

Demikianlah kita memperoleh kemenangan dalam peperangan hidup kita, Allah begitu mementingkan iman kita. Allah mendesak agar kita memiliki iman, bahkan iman yang timbul hingga cukup menjadi perisai bagi kita dan membuat kita berkenan kepada-Nya.

Imanlah yang memberi setiap orang kesempatan untuk memperoleh kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya yang nyata melalui karya-Nya sejak dunia diciptakan. Hanya dengan beriman kepada Yesus Kristuslah kita  akan dapat berkemenangan dalam hidup kita. Dialah iman kita. Dialah perisai hidup kita.

Senjata Kelima dan Keenam:
Ketopong Keselamatan – Firman Tuhan

Ketopong adalah alat perang yang terbuat dari baja (helmet) utuk melindungi kepala para prajurid yang maju ke medan perang. Dengan memakai ketopong para prajurid akan terlindungi kepalanya dari serangan musuh. Dengan ketopong tersebut mereka akan terselamatkan hidupnya.

Rasul Paulus menggambarkan prajurid Kristus menggunakan ketopong keselamatan. Dengan Firman Tuhan prajurid Kristus terselamatkan. Memang Firman Tuhanlah yang menajdi keselamatan bagi kita sebagai prajurid Kristus.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Hal itu hanya bisa terjadi bagi orang percaya. Bagi orang yang tidak percaya hal itu akan menjadi kebodohan. Seperti dinyatakan dalam 1 Korintus 3:14: “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” Hanya dengan Roh Kuduslah kita dapat memahami Firman Tuhan dan melihat hadirat Tuhan dalam hidup kita.

Oleh karena itu, setiap orang percaya haruslah meneliti dan mempelajari Firman Tuhan hingga mereka memahaminya. Dengan demikianlah mereka akan bisa menggunakannya sebagai senjata rohani mereka, sebagai ketopong keselamatan dan pedang Roh.

Bila kita telah meneliti dan mempelajari Firman Tuhan maka kita harus percaya bahwa Firman Tuhan adalah Tuhan sendiri. Hal ini dinyatakan dalam Injil Yohanes 1:1: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Kita tidak bisa puas dan berhenti sampai disini. Kita pun harus percaya bahwa Firman itu telah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus, seperti dinyatakan dalam Yohanes 1:14: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Di dalam Yesus Kristus kita dibenarkan, dan memperoleh keselamatan oleh penebusan-Nya. Kita telah diselamatkan oleh kematian-Nya. Kita dibangkitkan di dalam kebangkitan-Nya. Kita berada di dalam surga bersama-sama dengan Dia dalam kerajaan-Nya. Inilah yang dimaksudkan Rasul Paulus dalam pernyataannya sebagai ketopong keselamatan. Yesus sendirilah yang menjadi keselamatan kita. Dialah Juru Selamat kita, ketopong keselamatan kita.

Firman Tuhan merupakan ketopong keselamatan dan pedang Roh bagi kita karena Firman Tuhan tersebut mengandung kuasa yang serupa dengan kuasa Allah yang mengucapkannya (Yesaya 55:11).

Firman Allah disampaikan kepada manusia untuk melaksanakan kehendak-Nya tanpa halangan, dan harus diperhatikan oleh para malaikat dan manusia (Mazmur 103:20; Ulangan 12:32).

Firman Tuhan tidak kembali kepada-Nya tanpa digenapi lebih dulu (Yesaya 55:11).

Firman Tuhan dikatakan sebagai pedang Roh kaerna memang nyata bahwa Firman Tuhan sungguh berkuasa. Allah menyatakannya melalui Rasul Paulus, “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan Roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibrani 4:12).

Pewahyuan Tuhan melalui Rasul Yohanes menegaskan bahwa Firman Tuhan yag keluar dari mulut Allah adalah pedang tajam bermata dua, “Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajh-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik” (Whayu 1:16).

Marilah kita menerima Firman Allah - ketopong keselamatan dan pedang Roh sebagai senjata perang bagi kita sehingga kita dapat hidup berkemenangan. Amin.


Senjata Ketujuh:
Pedang Roh – Firman Tuhan

Pedang Roh adalah salah satu senjata perang rohani paling dahsyat yang Tuhan karuniakan kepada kita, dan kita bisa gunakan untuk melawan musuh. Pedang Roh yang dimaksudkan adalah firman Tuhan. Kedahsyatan dari pada pedang Roh ini digambarkan oleh rasul Paulus: “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibrani 4:12).

Namanya saja pun pedang Roh. Tentu saja tidak sekedar bermanfaat untuk tubuh dan materi tetapi dapat menyelesaiakan masalah jiwa dan roh, bagian tubuh paling dalam bahkan di kedalaman tulug manusia hingga hati nurani kita. sungguh luar biasa dan tidak bakal tertandingi oleh siapa pun.

Namanya saja senjata. Percuma kita memilikinya bila kita tidak mampu dan terampil menggunakannya. Kita perlu memahami dan menguasai makna, manfaat, dan cara penggunaan senjata ini agar kita bisa menggunakannya dengan benar.


Sedahsyat apa pun senjata yang kita miliki akan menjadi percuma bila kita tidak terampil apalagi salah menggunakannya. Allah telah memberikan kepada kita firman-Nya untuk kita gunakan sebagai senjata untuk mengalahkan musuh. Bagaimana caranya agar kita dapat menggunakan firman Allah menjadi senjata bagi kita?

Pertama kita harus percaya kepada firman Allah, dan kepada Allah yang mengaruniakan firman-Nya itu kepada kita. Pemazmur Daud berkata: “…sebab aku percaya kepada firman-Mu” (Mazmur 119:42). Dengan hikmat Tuhan Salomo berkata: “Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN” (Amsal 16:20).

Kedua, kita harus mengerti dan memahami firman Tuhan dengan baik. Jika perlu kita harus masuk sekolah Roh Kudus. Berdoalah meminta kepada Allah agar kita dipenuhi Roh Kudus. Biarlah Roh Kudus yang mengajari kita tentang pemahaman firman Tuhan. Sesungguh Tuhan telah menaruh firman-Nya dalam hati kita. Kita hanya membutuhkan pengajaran dan penjelasan dari Roh Kudus sehingga kita sungguh memahaminya.

Ketiga, kita harus mematuhi dan melakukan firman Tuhan dengan taat.

Keempat, kita berdoa meminta kepada Tuhan agar Kasih-Nya mengalir dalam diri kita sehingga kita hidup dalam kasih Tuhan. Rasul Petrus mengatkan demikian: “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaran yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu” (1 Petrus 1:22).

Percayalah kepada Allah dan kepada firman-Nya. Yesaya mengatakan: “Firman Tuhan tidak kembali kepada-Nya tanpa digenapi lebih dulu” (Yesaya 55:11).

Nats ini menjelaskan kepada kita bahwa firman Tuhan tidak akan kembali kepada Tuhan sebelum melakukan apa yang disuruhkan kepadanya. Firman Tuhan baru akan kembali kepada Allah bila kita mengembalikannya kepada-Nya.

Bila kita berdoa denan mengucapkan firman Tuhan dengan iman maka dia akan melakukannya bagi kita. kembalikanlah firman Tuhan kepada-Nya dalam doa anda maka Tuhan akan menggenapinya bagi anda.


Senjata Kedelapan:
Berdoa Setiap Waktu

Berdoa setiap waktu berarti brdoa dengan tekun, atau seperti yang diungkapkan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika: “Tetaplah berdoa” (1 Tesalonika 5:17).

Berdoa setiap wktu merupakan sikap yang paling tepat mengingat hidup kita ini tidak luput dari peperangan. Bahkan Tuhan menyuruh kita berdoa di dalam Roh. Mengapa? Karena Tuhan tahu bahwa kita tidak bisa berdoa. Kita tidak tahu berdoa yang benar. Dalam suratnya kepada jemaat Roma, rasul Paulus mengatakan demikian: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Roma 8:26).

Kita harus berdoa di dalam Roh karena Allah adalah Roh. Barang siapa menyembah Dia hendaklah menyembahnya di dalam Roh dan kebenaran. Dalam Injil Yohanes dikatakan: “Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24).

Tuhan memerintahkan kita agar berdoa setiap waktu karena Dia ingin mengomunikasikan segala hidup dan persoalan kita kepada-Nya. Dia ingin kia terhubung denan-Nya sebagai sumber hidup kita. Tuhan mau agar kita berdoa (berbicara) kepada-Nya, Dia mau agar kita merespon ketukan-Nya melalui segala kebutuhan kita.

Dia mau agar kita mau mendengarkan Dia guna mendapatkan berbagai solusi atas semua masalah dan kesulitan yang kita hadapi. Dia rindu berbicara, dan berkarya melalui kita. Dia mau melakukan rencana yang telah ditetapkan-Nya sebelumnya lewat seluruh hidup kita.

Kita tidak bisa berhenti berdoa seperti kita dalam kehidupan jasmani tidak bisa behenti bernafas. Berhenti berdoa berarti kia berhenti hidup. Jika kita berhenti berdoa berarti kita terputus dari sang sumber hidup kita, Yesus Kristus. Kristuslah hidup kita maka kita harus senantiasa terhubung dengan-Nya. Dalam Injil Yohanes, Yesus berkata: “…Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). Oleh karena itu kita harus berdoa setiap waktu agar kita tetap hidup.

Senjata Kesembilan:
Berjaga-jaga Hingga Akhir

Berjaga-jaga hingga akhir berarti menantikan terkabulnya doa kita. berjaga-jaga merupakan sikap orang percaya. Orang yang berjaga-jaga hingga akhir adalah orang yang percaya bahwa doanya dikabulkan oleh Tuhan. Kita berjaga-jaga aas jawaban doa kita karena kita tahu kepada siapa kita meminta.

Kita menantikan jawaban doa kita karena kita karena kita tahu bahwa Tuhan pasti memberikannya kepada kita karena dia sangat mengasihi kita. Hal inilah keberanian kita datang kepada Tuhan untuk meminta sesuatu dari pada-Nya dalam doa kita. “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya” (1 Yohanes 5:14-15).

Kita menantikan jawaban atas doa kita karena kita meminta dan rindu menerima apa yang telah Dia tetapkan bagi kita. Kita tahu bahwa kita meminta kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Kehendak Tuhan bagi kita adalah agar kita diberkati berkelimpahan. Agar kita berbuah banyak dengan buah tetap.

Dalam Injil Yohanes, Yesus berkata: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16). Kita harus menantikan jawaban dari Tuhan karena kita pasti akan menerimanya. Dia atelah menetapkannya sebelumnya. Dan kita meminta kepadanya sesuai kehendak-Nya, dalam nama-Nya.

Tuhan menyuruh kita meminta apa yang selaras dengan kehendak-Nya. Itulah ketaatan kita kepada Tuhan karena kita meminta sesuatu sesuai kehendak-Nya. Satu hal penting dalam doa kita adalah agar kita mencapai apa yang Tuhan kehendaki, bukan untuk memperoleh apa yang kita mau.

Kehendak Tuhan adalah agar kita bersukacita, bergembira. Kita bersukacita karena Dia. Pemazmur Daud berkata: “Bergembiralah karena TUHAN, maka ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4). Mengikuti kehendak Tuhan – bersukacita karena-Nya maka kita pun memperoleh apa yang kita inginkan.

Bersukacita berarti bersyukur. Tuhan menyuruh kita untuk berjaga-jaga atas doa kita artinya kita boleh bersukacita, dan bergembira karena Dia. Marilah bersyukur dan bernyanyi memuji Tuhan agar kehendak-Nya terlaksana karena kerajaan-Nya ada dalam hidup kita.

Kehendak Tuhan akan terjadi di bumi seperti di surga, seperti dalam Doa Bapa Kami. Di surga tidak ada kesedihan. Di surga tidak ada kesusahan. Di surga tidak ada kemiskinan. Yang ada di surga adalah sukacita dan damai sejahtera. Orang yang bersukacita di dalam Tuhan akan berdoa penuh dengan ucapan syukur sambil menantikan jawaban doanya. Dalam suratnya kepada jemaat Kolose, rasul Paulus berkata: Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur” (Kolose 4:2). Berjaga-jagalah hingga akhir, dan bersukacitalah.
*****
Doa kami tulisan yang kami sajikan ini dapat dipahami, direnungkan, dan dilakukan agar berkat-berkat yang Tuhan sediakan turun atas saudara dan orang-orang yang kepadanya firman Tuhan ini disampaikan.

Terima kasih, saudara telah membaca tulisan tentang Bajuzirah - Keadilan yang disajikan oleh Ev. Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara. Amin!

RELATED POST

BACA JUGA:

> IKAT PINGGANG - KEBENARAN
> BAJUZIRAH - KEADILAN
> KASUT (SEPATU) - KERELAAN MEMBERITAKAN INJIL KERAJAAN SURGA
> PERISAI - IMAN
> KETOPONG KESELAMATAN
> PEDANG ROH - FIRMAN TUHAN
> BERDOA SETIAP WAKTU
> BERJAGA-JAGA HINGGA AKHIR
> SENJATA PARA PEMENANG


RECOMMENDED:


www.educarepointbimbel.com/